Flexbox adalah sebuah fitur di CSS yang memudahkan kita dalam mengatur tata letak (layout) halaman web. Biasanya, kita menggunakan flexbox untuk menata elemen-elemen di dalam sebuah kontainer, baik itu secara horizontal atau vertikal. Misalnya, jika kita ingin agar beberapa kotak tampil sejajar, atau bahkan agar elemen-elemen di dalamnya bisa bergerak dan menyesuaikan dengan ukuran layar, flexbox bisa sangat membantu.
Pada dasarnya, flexbox bekerja dengan cara membuat kontainer menjadi “flex”, dan elemen-elemen di dalamnya menjadi item yang bisa diatur posisinya. Kontainer flex bisa diatur dengan menggunakan properti display: flex;
. Setelah itu, kita bisa mengatur elemen-elemen di dalamnya menggunakan beberapa properti seperti justify-content
untuk mengatur jarak antar elemen secara horizontal, dan align-items
untuk mengatur posisi elemen secara vertikal. Jadi, dengan flexbox kita bisa membuat layout yang rapi tanpa harus menambahkan banyak kode yang rumit.
Salah satu keuntungan utama dari flexbox adalah fleksibilitasnya. Misalnya, kita bisa menggunakan properti flex-grow
untuk membuat elemen-elemen di dalam kontainer tumbuh agar memenuhi ruang kosong yang ada. Ada juga properti flex-shrink
yang membuat elemen bisa mengecil jika ruangnya terbatas. Dengan begitu, elemen-elemen di dalam flexbox bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar, yang sangat berguna terutama untuk membuat desain yang responsif.
Selain itu, flexbox juga sangat berguna untuk memusatkan elemen, baik secara horizontal maupun vertikal. Contohnya, jika kita ingin sebuah gambar atau teks berada di tengah-tengah halaman, kita bisa menggunakan properti align-items: center;
dan justify-content: center;
tanpa harus pusing memikirkan cara manual seperti margin atau positioning. Ini membuat penggunaan flexbox sangat efisien dan memudahkan para desainer web, terutama bagi yang baru belajar CSS.